Wednesday, September 22, 2010

ARTI TANGISAN SEORANG WANITA

Teman - teman , ternyata wanita suka menangis lhoo . cekidot yukkk

jika seorang wanita menangis dihadapanmu,
Itu berarti dia tak dapat menahannya lagi.

Jika kamu memegang tangannya saat dia
menangis,
Dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu.

Jika kamu membiarkannya pergi,
Dia tidak akan pernah kembali lagi menjadi dirinya
yang dulu.

Selamanya....

Seorang wanita tidak akan menangis dengan
mudah,
Kecuali didepan orang yang amat dia sayangi.
Dia menjadi lemah.

Seorang wanita tidak akan menangis dengan
mudah,
Hanya jika dia sangat menyayangimu,
Dia akan menurunkan rasa egoisnya.

Jika seorang wanita pernah menangis karena mu,
Tolong pegang tangannya dengan pengertian.
Dia adalah orang yang akan tetap bersamamu
sepanjang hidupmu.

Jika seorang wanita menangis karenamu.
Tolong jangan menyia-nyiakannya.
Mungkin karena keputusanmu, kau merusak
kehidupannya.

Saat dia menangis didepanmu,
Saat dia menangis karnamu,
Lihatlah matanya....

Dapatkah kau lihat dan rasakan sakit yang
dirasakannya?

Pikirkan....
Wanita mana lagikah yang akan menangis
dengan murni, penuh rasa sayang,
Didepanmu dan karenamu......

Dia menangis bukan karena dia lemah
Dia menangis bukan karena dia menginginkan
simpati
atau rasa kasihan
Dia menangis,Karena menangis dengan diam-diam
tidaklah memungkinkan lagi.

Pikirkanlah tentang hal itu.
Jika seorang wanita menangisi hatinya untukmu,
Dan semuanya karena dirimu.
Inilah waktunya untuk melihat apa yang telah kau
lakukan untuknya.

Hanya kau yang tahu jawabannya....
Pertimbangkanlah, Karena suatu hari nanti
Mungkin akan terlambat untuk menyesal,
Mungkin akan terlambat untuk bilang 'MAAF'


hayoo buat para cowok yang sering bikin cewek nangis . heheh

Anak Emosinya Stabil Jika Punya Kenangan Baik dengan Ayah

Halo teman teman . ini postinganku yang kedua nih . hehehe
ada postingan yang keren sih menurut aku , karena aku juga mengalami kayak gin(hehe sedikit curhat)


Ayah sering digambarkan sebagai sosok yang kaku, kurang bisa berkomunikasi dengan anak
, otoriter dan tidak suka dibantah. Jarang sekali anak yang memiliki hubungan yang baik dengan si ayah ketika kecil.

Kesibukan ayah sebagai pencari nafkah kerap membuat anak jarang bertemu bapaknya kecuali hari libur. Belum lagi jika pulang kerja ayah lebih sering menampilkan wajah capek dan cemberut yang membuat anak-anak takut mendekat.
Para pakar psikologi menemukan hubungan ayah dan anak juga bisa mempengaruhi emosi anak saat dewasa. Selama ini penelitian lebih banyak fokus pada hubungan ibu dan anak.

Psikolog dari California State University-Fullerton, Profesor Melanie Mallers menemukan anak-anak yang punya hubungan baik dengan ayah akan memiliki emosi yang lebih stabil kala menghadapi stres saat dewasa.
Peneliti melakukan survei terhadap 921 pria dan wanita dewasa yang dilakukan melalui wawancara melalui telepon. Partisipan berusia mulai dari 25 tahun hingga 74 tahun yang difokuskan pada masalah psikologis dan emosi.

Contoh pertanyaannya seperti apakah partisipan mengalami depresi, gelisah atau sedih jika sedang stres dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi itu muncul bisa karena adu argumentasi, perselisihan, ketegangan dalam kerja, masalah keluarga hingga mengalami diskriminasi.
Partisipan juga ditanya tentang kualitas hubungan masa kecilnya dengan ayah dan ibu. Pertanyaan yang diajukan seperti bagaimana partisipan menilai hubungannya dengan ayah dan ibu selama bertahun-tahun. Berapa banyak waktu dan perhatian yang didapatkan saat partisipan sedang membutuhkannya.

Hasilnya ditemukan partisipan cenderung memiliki masa kecil yang baik dengan ibu ketimbang ayah. Hubungan dengan ibu juga jarang mengalami tekanan psikologis. Sementara hubungan dengan ayahnya hambar.

"Hasil ini memang tidak mengejutkan karena penelitian masa lalu telah menunjukkan ibu memang yang berperan dalam perawatan anak dan selalu bisa memberikan kenyamanan," kata Profesor Mallers yang telah mempresentasikan penemuannya dalam the 118th Annual Convention of the American Psychological Association di San Diego.

Ayah memang memiliki gaya yang unik dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Namun psikolog memandang ayah jangan terlalu cuek dengan anaknya karena dampaknya bisa pada emosi anak saat dewasa.

ayoo untuk calon ayah . semoga bermanfaat ya
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=263214044&posted=1#post263214044

KISAH BOCAH AMERIKA MASUK ISLAM

Ini adalah postingan saya yang pertama . mohon dimaklumi yaa kalo banyak salah . mohon bimbingan yaa.
saya pernah baca ini di sebuah situs . lumayan keren nih ceritanya bisa jadi motivasi buat kita .
ini sih sumber aslinya :
http://rifqiemaulana.wordpress.com/2009/02/16/kisah-bocah-amerika-masuk-islam/


langsung aja yaa teman-teman
Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari) 

Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.

Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M.
Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat.
Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.

Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat,
dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab,
menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.

Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun.
Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.

Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut.
Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu,
”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”

Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.

Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”.
Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan.
”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ?
Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ?
Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ?
Apakah pakaian ihram tersebut mahal ?
Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ?
Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”

Setelah wartawan itu menjawab sebisanya,
anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat.
Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”

Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ?
Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.

Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab,
”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya,
dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.

Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”

Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna.
Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya.
Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”.
Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.

”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan

Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita.
Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.

”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar.
Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.

Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan,
semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.

Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya.
Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.

Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”

Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya,
”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”

”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.

“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin.
Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad

Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan.
Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.

Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”

”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.

Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”

“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan

Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”

”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”

Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan.
Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya.
Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku.
Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”

”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”

”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad

Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara.
Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”

Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan.
Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.

SEMOGA BERMANFAAT YAAA .